Bobby Nasution Tak Ingin Menutup Isoter di Medan, Robi Barus: Cocok Itu!
Ketua Fraksi PDIP DPRD Medan, Robi Barus. (Foto/Ist)
News
Kota Medan

Bobby Nasution Tak Ingin Menutup Isoter di Medan, Robi Barus: Cocok Itu!

Kamis, 04 November 2021 09:44 WIB 04 November 2021, 09:44 WIB

INDOZONE.ID - Pemerintah Kota (Pemko) Medan mengaku tidak mau lengah dan tetap berfokus pada penanganan Covid-19. Meskipun angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan hingga status level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terus menurun.

Hal itu terlihat dari aksi Wali Kota Medan Bobby Nasution, yang berkomitmen untuk tidak akan menutup salah satu dari dua lokasi Isolasi Terpusat (Isoter) Covid-19, di Kota Medan. Seperti, Gedung P4TK dan Eks Hotel Soechi. Walaupun saat ini, pasien dengan kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) hingga bergejala ringan di dua lokasi Isoter milik Pemko Medan tersebut sangat minim.

Bahkan Pemko Medan tegaskan tidak akan menutup tempat tersebut sebelum pandemi Covid-19 berakhir. Maka, atas keputusan itu, Fraksi PDIP DPRD Medan pun memberikan dukungan penuh. Mereka menilai, apa yang diputuskan orang nomor satu di Kota Medan itu, adalah langkah yang sangat tepat dan layak untuk diapresiasi.

"Meskipun kedua lokasi Isoter sangat sedikit pasiennya bahkan ada yang kosong, tapi Wali Kota Medan tak mau menutup salah satu dari dua lokasi Isoter milik Pemko Medan sebelum pandemi berakhir dan berubah menjadi endemik. Tegas saya katakan, cocok itu! itu adalah keputusan yang sangat tepat dan bijaksana," ucap Ketua Fraksi PDIP DPRD Medan, Robi Barus, Kamis (4/11/2021) pagi.

Dengan sepinya pasien, dia katakan, Bobby Nasution bisa saja menutup salah satu dari dua lokasi Isoter tersebut, khususnya Eks Hotel Soechi yang telah habis masa Build Operate Transfer (BOT) nya pada tahun lalu.

Mengingat Medan Mal yang juga merupakan aset milik Pemko Medan, yang telah habis masa BOT-nya, ia jelaskan, saat ini telah disewakan senilai Rp20 Miliar kepada pihak ketiga, tepatnya mulai dari 16 November 2021 hingga 16 November 2023 mendatang.

"Logikanya bisa saja Wali Kota Medan menutup Hotel Soechi sebagai lokasi isoter, toh kita punya satu lokasi isoter lagi, yaitu Gedung P4TK di Medan Helvetia. Lalu Hotel Soechi disewakan seperti Medan Mal, uang sewanya bisa jadi PAD bagi Kota Medan. Tapi Wali Kota tidak menutupnya, tidak menyewakannya seperti Medan Mal. Maka jelas, itu bukti Wali Kota Medan lebih mementingkan penanganan Covid-19 dan keselamatan masyarakat dari pada PAD semata. Bukan berarti PAD tidak penting, tapi keselamatan masyarakat jauh lebih penting," ujarnya.

Dijelaskan Ketua Badan Kehormatan Dewan (BKD) yang duduk di Komisi I DPRD Medan itu, memang saat ini kebutuhan Kota Medan akan lokasi Isoter sangat minim, hal itu karena angka penyebaran Covid-19. Akan tetapi Robi Barus mengajak semua pihak untuk kembali mengingat, bagaimana pentingnya keberadaan dan fungsi Isoter saat angka penyebaran Covid-19 melonjak seperti beberapa waktu yang lalu.

"Saat itu hampir semua tempat Isoter penuh, bayangkan kalau tidak ada Eks Hotel Soechi yang dijadikan Wali Kota sebagai tempat Isoter tambahan setelah Gedung P4TK, mau kemana semua pasien itu menjalani isolasi. Maka ketika diputuskan tidak akan menutup salah satu dari dua lokasi Isoter itu sebelum pandemi berubah menjadi endemik, saya fikir itu sudah paling tepat. Masyarakat pun tenang, mereka punya pilihan harus kemana untuk menjalani Isolasi apabila terpapar," jelasnya.

Selain itu, lanjutnya menyampaikan, keputusan yang diambil Wali Kota Medan untuk tidak menutup salah satu dari dua lokasi Isoter Medan adalah tindaklanjut dari isntruksi Pemerintah Pusat. Agar setiap kepala daerah mengambil tindakan preventif dan langkah-langkah antisipatif dalam mencegah terjadinya gelombang ketiga Pandemi Covid-19.

"Kita berharap gelombang ketiga itu tidak sampai terjadi di Indonesia, khususnya di Kota Medan. Selain tetap menyediakan tempat isoter, saya lihat saat ini Pemko Medan juga sedang terus meningkatkan Vaksinasi Covid-19," lanjutnya.

Pun begitu, selaku Anggota Komisi I DPRD Medan, Robi meminta setiap perangkat pemerintah tingkat Kecamatan dan Kelurahan di Kota Medan untuk terus memantau perkembangan Covid-19 di wilyahnya masing-masing. Termasuk data warga yang telah divaksinasi, warga yang terpapar dan hal-hal lainnya yang berkaitan erat dengan penanganan Covid-19.

"Apalagi kita tahu, saat ini setiap Kecamatan harus bertanggungjawab untuk membawa warganya yang terkonfirmasi positif Covid-19 ke lokasi Isoter. Kita menekankan, agar seluruh Kecamatan dan Kelurahan di Kota Medan bisa maksimal membantu Wali Kota Medan dalam menangani pandemi ini," pungkasnya.

Sebelumnya, kepada Indozone, Plt Kadis Kesehatan Kota Medan dr Mardohar Tambunan M.Kes mengatakan bahwa saat ini dua lokasi Isoter milik Pemerintah Kota (Pemko) Medan, yakni gedung eks Hotel Soechi dan gedung P4TK terpantau sangat sepi dari pasien Covid-19 dengan kategori OTG hingga bergejala ringan yang menjalani Isolasi.

Bahkan saat ini, tidak ada satu pun pasien Covid-19 yang sedang menjalani Isolasi pada Gedung P4TK yang terletak di Kecamatan Medan Helvetia.

"Alhamdulillah, di gedung P4TK saat ini tidak ada satu pun pasien alias kosong. Sedangkan untuk gedung Eks Hotel Soechi, saat ini hanya ada 5 pasien, itu pun sepertinya sudah bisa pulang dalam beberapa hari ini," ucap Mardohar.

Dikatakan Mardohar, hal itu juga sebagai salah satu indikator minimnya penyebaran Covid-19 di Kota Medan. Namun begitu, tidak ada sedikit pun rencana Pemko Medan, dalam hal ini Wali Kota Medan untuk menutup salah satu dari dua lokasi Isoter milik Pemko Medan tersebut.

"Sebelum pandemi menjadi endemik, dua lokasi Isoter kita itu tidak akan ditutup. Kita kan gak tahu kedepannya seperti apa, tetap harus jaga-jaga lah. Kalau Hotel Soechi disewakan dan dikembalikan jadi hotel, artinya kita hanya punya Gedung P4TK sebagai tempat isoter, tentu kita belum berani lah sebelum pandemi ini benar-benar berakhir," tegasnya.

Sedangkan pandemi hanya berubah menjadi endemik, kata Mardohar, apabila angka penyebaran Covid-19 berada diangka rata-rata nol kasus selama 28 hari.

Saat ini, lanjut Mardohar, Pemko Medan terus melakukan 3T yakni Tracing, Testing dan Treatment guna menekan angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan. Sembari itu, Pemko Medan juga terus meningkatkan vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat.

"Bukan berarti karena angka penyebaran Covid-19 di Medan terus menurun lalu kita tidak lagi melakukan 3T, tidak begitu. Saat ini kita masih fokus menerapkan 3T dan mengawasj jalannya prokes 5M untuk memutus penyebaran Covid-19," pungkasnya.



TAG
Aqmarul Akhyar

ARTIKEL LAINNYA

LOAD MORE

You have reached the end of the list. Want More? #KAMUHARUSTAU

JOIN US